Sambeltumpeng serakat Cabai rawit Solanaceae Buah Kacang tanah Fabaceae Biji Kemiri Euphorbiaceae Biji 3. Sego golong Padi / beras Poaceae Biji 4. Sambel sego golong Cabai rawit Solanaceae Buah Kacang tanah Fabaceae Biji kemiri Euphorbiaceae Biji 5. Pelasan Jagung Graminaceae Biji
Sego é um Verbo, presente do indicativo 1a pessoa singular de segar; Flexão de segar. 1. Colho alguma coisa. 2. Separo em pedaços menores. 3. Finalizo, coloco um fim. Ex1. Sego a plantação todo mês. Ex2. Sego o que não me faz bem. 11 0 Sega é o ato ou efeito de segar, ou seja, de ceifar; de cortar as searas. Coheita. A sega dos campos neste ano não foi fácil. 175 10 Ceifar, está relacionado com colheita. Veja Eclesiates 114. Quem observa o vento não semeará, e o que atenta para as nuvens não segará. 112 14 Ato de cortar com a foice ou em fatias finas. Versículo 26 "Olhai para as aves do céu, que não semeiam, nem segam, nem ajuntam em celeiros, e vosso Pai celestial as alimenta. 53 0 Ato de seguir, continuar, prosseguir, imitar, ir atrás de. O Cruzeiro venceu o Internacional pela sétima rodada do Campeonato Brasileiro no último domingo 25/05 e segue na liderança da tabela da competição. 31 1 Conjugação do verbo segar. Ação de ceifar a colheita. O funcionário ceifará a colheita. 28 1 Que acabarão com algo, que finalizarão. Os políticos segarão com o dinheiro público. 27 1 Flexão verbal de "segar", ceifar, cortar. O agricultor sega a plantação. 10 0 Flexão de segar. O mesmo que cortada ou separada. A colheita foi segada a tempo. 7 0 1. Cortar ou abater com foice ou instrumento apropriado. 2. Cortar em finas fatias. 3. [Figurado] Dar fim a algo. 1. As ervas foram segadas pelas crianças. 2. As frutas segadas estavam deliciosas. 3. Todas as velhas amizades foram segadas por ela. 4 0 Outras informações sobre Sego 3 páginas - 28 Definições
Segogolong termasuk ke dalam nasi yang dilengkapai beberapa menu sebagai pelengkapnya.Nasi Syukuran/selamatan/Sego Golong(Bahasa Jawa), biasa dibentuk bulat. Berbentuk bulat dimaksudkan untuk melambangkan kebulatan tekad yang manunggal. AYAM: • 1 kg ayam, potong 12 bagian • 2 lembar daun jeruk • 600 ml santan dari ½ butir kelapa
Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda Narasi NarasiMakna tumpengMakna Nasi GolongMakna IngkungTumpeng Miriombo WetanWilujenganGambarNarasumberRelasi BudayaSumber LainDari Kanal Tumpeng, golong, giling dan ingkung merupakan sejenis menu makanan yang wajib ada dalam sebuah prosesi wilujengan. Setiap menu memiliki pemaknaan yang berbeda-beda. Dan untuk mengetahui hal tersebut saya mengunjungi Bapak Ali Muksin yang beralamatkan di Dusun Miriombo Wetan RT 005 RW 006, beliau merupakan sesepuh desa yang berusia 83 tahun dan mantan imamudin atau kaum untuk dusun Miriombo Wetan. Makna tumpeng Tumpeng memiliki bentuk yang mengerucut dengan titik kerucut berada di atas. Dulu, tumpeng ini dibentuk dengan perlengkapan khusus, yakni kukusan yang terbuat dari anyaman bambu. Meski memiliki bentuk yang sama, akan tetapi ada berbagai macam bentuk tumpeng yang dibedakan dari warna nasi beras maupun jagung, bentuk besar atau kecil, serta tujuan utamannya. Artinya setiap tumpeng juga dapat memiliki pemaknaan yang berbeda-beda tergantung dari hajatan yang dilakukan. Pemaknaan tumpeng dimulai dari paling atas tumpeng. Tepat diujung atas tumpeng sering diberi “kuluk” atau topi yang terbuat dari daun pisang yang berwarna hijau. Kuluk tersebut merupakan sebuah perlambang dari kemakmuran, kenyamanan, dan perdamaian yang diambil dari warna hijau daun pisang tersebut. Kemudian dengan bentuknya yang juga mengerucut menyimbolkan jika kemakmuran, kenyamanan dan perdamaian tersebut hanya milik Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang kemudian menyebar ke bawah atau ke hambanya. Makna Nasi Golong Di bagian bawah kerucut kemudian dibuat sabuk/tali kendit yang juga terbuat dari daun pisang yang dikepang atau dianyam. Hal tersebut menyimbolkan jika tali ikatan persaudaraan tersebut akan kuat jika dibangun yang disimbulkan dengan dianyam. Selain itu juga menjadi simbol jika orang lemah/orang kecil yang bersatu akan menjadi kekuatan yang besar, seperti halnya dengan anyaman daun pisang tersebut. Kemudian di bawah tumpeng ada nasi yang dibentuk bulat-bulat yang diistilahkan dengan golong. Nasi golong ini merupakan sebuah persimbolan dari pendidikan yang diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Meskipun hanya orang tuanya yang mengadakan hajatan, akan tetapi semua anak-anaknya juga diikutsertakan. Biasanya jumlah golong tersebut sama dengan jumlah anak yang dimilikinya. Tujuan dari pembuatan golong tersebut adalah agar anak-anaknya nanti dapat mengikuti kebaikan dan perikaku terpuji yang dilakukan oleh orang tuannya. Bagian paling bawah terdapat hasil bumi yang beraneka ragam dari darat dan air. Hal tersebut merupakan sebuah simbol dari kesejahteraan, kemakmuran, dan juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. Makna Ingkung Mbah Ali Muksin melanjutkan pemaknaan menu ayam ingkung. Keberadaan ayam ingkung ini sebenarnya merujuk kepada perintah Nabi Muhammad SAW jika akan mengadakan selamatan maka alirkanlah darah. Darah tersebut dapat berasal dari ayam, telor ayam, landak, kambing, sapi, dan unta. Lantas ayam ini menjadi pilihan dengan sebab hewan yang relatif lebih mudah untuk didapatkan. Pemaknaan ayam dimulai dari asal katanya dari bahasa arab ayamun yang berarti hari. Yang kemudian menjadi simbol agar mendapatkan keselamatan, kesejahteraan dan ketentraman setiap harinya. Lantas pemaknaan kedua adalah dari nama ayam dalam bahasa jawa pitik yang juga berasal dari bahasa arab yang memiliki arti kunci. Hal tersebut kemudian menjadi simbol jika ayam ingkung tersebut merupakan kunci dari hajatan atau wilujengan yang diadakan. Dalam membagi daging ayam ingkung ini tidak diperbolehkan untuk mematahkan tulang-tulangnya, namun pembagiannya adalah dengan mematahkan tepat pada ruas-ruasnya. Tindakan ini merupakan persimbolan atas larangan Nabi Muhammad agar tidak memutuskan tali persodaraan. Tumpeng Miriombo Wetan Pemaknaan tumpeng tersebut berbeda pada setiap hajatan sesuai dengan tujuan hajatan tersebut. Pada acara merti dusun Miriombo Wetan, setiap tumpeng dan golong pun memiliki tujuan dan pemaknaan yang sedikit berbeda. Bapak Ali Muksin kemudian menjelaskan secara rinci mengenai tumpeng dan ubo rampenya tersebut. Tumpeng berwarna kuning merupakan simbol dari sifat bakti masyarakat Miriombo Wetan terhadap leluhur yang ada di Miriombo Wetan. Kemudian Tumpeng Kencono merupakan sebuah simbol untuk meminta kepada Allah SWT agar segala do’a-do’anya terijabah, segala usaha yang dilakukan masyarakat Miriombo Wetan baik petani, pedagang, buruh, dsb, dapat berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal tanpa suatu kendala apapun. Wilujengan Dalam acara wilujengan Miriombo Wetan tersebut juga terdapat beberapa golong yang setiap golong merupakan simbol-simbol tertentu. Yang pertama adalah sebagai simbol kebaktian kepada istri nabi Adam AS yang telah melahirkan umat manusia. Yang kedua adalah sebagai simbol bakti kepada Ki Ageng Mataram yang mulai babat alas di tanah Jawa. Yang ketiga adalah sebagai simbol bakti kepada Ki Juru Mentani. Kemudian yang keempat adalah sebagai simbol bakti kepada Dewi Sri yang atas rezeki dan bibit tanaman yang tumbuh bagi para petani. Selanjutnya adalah golong sebagai bentuk bakti kepada Dewi Pertimah. Kemudian yang terakhir adalah golong empat penjuru mata angin dan satu pusat sebagai wujud permintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dikabulkan permintaannya. Dan secara umum hajatan wilujengan tersebut merupakan bentuk untuk membersihkan dusun merti dusun agar bumi yang ditempati bersih dari berbagai gangguan dan mendapatkan kehidupan yang nyaman dan tentram Gambar Narasumber Ali Muksin, 83 tahun, Sesepuh Desa, Dusun Miriombo Wetan RT 02/RW 06, Desa Giripurno Relasi Budaya Sumber Lain Dari Kanal

Tumpeng Ti Wikipédia Sunda, énsiklopédi bébas. Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian. Sego Tumpeng. Tumpeng untuk selamatan. Tumpeng nyaéta kadaharan has masarakat Jawa anu sok kapangguh dina sagala rupa upacara, saperti salametan, muludan, ngaruat, atawa sukuran. Komo ka béh dieukeun mah tumpeng téh teu ngan saukur pikeun upacara

Jakarta - Seorang abdi pawon gondorasan keraton Surakarta membagikan rahasia dapurnya. Mengolah salah satu makanan sesaji yang sederhana tapi sedap rasanya. Dua puluh tahun mengabdi sebagai abdi pawon dapur gondorasan Keraton Kasunanan Surakarta membuat Ibu Kusdarsiah mengenal banyak makanan tradisi. Makanan ini hanya dibuat untuk sesaji dan wilujengan. Iapun memasak hanya pada hari Selasa Kliwon dan Kamis saja. Karena tak dibuat untuk dikonsumsi langsung maka setiap makanan punya makna. Seperti sego golong jangan menir. Sajian ini terdiri dari nasi putih yang dikepal bulat panjang, sambal goreng krecek kentang, pecel pitik dan jangan menir atau sayur bening. 'Nasi putih yang dikepal dan dijadikan satu merupakan lambang kesatuan, menyatukan hati dan pikiran,' jelas Bu Kusdariah, abdi pawon dengan makanan yang dimasaknya. Foto detikfoodSebagai camilan atau jajannya, ada ketan biru enten. 'Biasanya setelah untuk wilujengan makanan kemudian 'dilorot' atau dinikmati para abdi dalam,' ungkapnya pada 'Kisah Kulner Kasunanan Surakarta', hari Jum'at 30/4 di Nusa Indonesian Gastronomy. Bu Kus mendemokan cara pembuatan ketan biru enten. Penganan ini dibuat dari ketan kukus yang dikukus setengah matang. Kemudian diaduk dengan santan yang direbus dengan bunga telang. Selanjutnya dikukus kembali hingga matang. Ketan biru ini disajikan dengan enten. Kelapa muda parut yang dimasak dengan gula aren dan sedikit tepung beras hingga kental. Ketan biru dengan enten yang pulen legit. Foto detikfoodSementara sambal goreng krecek dan kentang dimasak dengan santan segar sehingga agak kental. Lauk pendamping yang unik adalah pecel pitik atau pecel ayam. Ayam suwir yang disajikan dengan tempe goreng yang dipotong kecil, tauge pendek dan kemangi. Sambal goreng krecek kentang. Foto detikfoodYang unik, sausnya bukan sambal kacang tetapi bumbu pecel yang dimasak dengan santan hingga kental. Seperti pecel, saus ini disiramkan ke atas ayam dan bahan lainnya saat disajikan. Tak sama dengan pecel pitik dari desa Osing Banyuwangi yang dicampur bumbu jangan menir atau sayur bening dibuat dari labu siam yang dipotong dadu kecil. Direbus bersama rajangan bawang merah dan temu kunci dengan tambahan gula dan garam. Pecel pitik yang sederhana, segar dan sedap. Foto detikfoodSajian dari dalam keraton Surakarta ternyata sangat sederhana, gaya 'home cooking' yang memakai bahan dan bumbu segar. Tak ada bahan-bahan istimewa dan mahal. Tetapi rasanya tetap sedap dan enak. Tonton video 'Dongeng Tentang Kuliner Asli Kasunanan Surakarta'[GambasVideo 20detik] odi/odi
laluada tumpeng urubing dhamar, kelak kencana, pecel pitik, jangan menir, urip-uripan lele, rindang antep, ayam panggang, ayam lembaran, wedang kopi pahit, wedang kopi manis, jenewer, rokok/cerutu, rujak degan, rujak dheplok,arang-arang kemanis, padi, tebu, pedupaan, candu (impling), nangka sabrang, gecko mentah, ulam ripat, ulam jeroan, gereh
mauu mengadakan hajatan, tasyakuran ? tapi tidak ingin repot? .. tengok sejenak, blog kamii..! kami menyajikan beberapa tumpeng dalam hidangan dalam stiap acara apapun . di setiap adat jawa seperti acara pernikahan, pindah rumah, 7 Bulanan, dll. macam-macam tumpeng Tumpeng Robyong untuk acara pernikahan Tumpeng Kendit untuk acara kehamilan 7bulanan Tumpeng Brokohan untuk acara kelahiran bayi Tumpeng Turun Tanah / Tendhak Siti untuk acara usia bayi 7 bulan Tumpeng Megono untuk acara pindahan rumah Tumpeng Pungkur untuk acara orang meninggal Tumpeng Kuning / Kreasi Baru untuk acara tasyakuran, ulang tahun, dll di setiap tumpeng memiliki menu yang sama yaitu 1. NASI PUTIH 2. URAPAN 3. OREM – OREM 4. LODEH KLUWIH 5. REMPAH 6. REMPEYEK 7. BANDENG 8. AYAM BEKAKAK / AYAM INGKUNG tetapi ada tumpeng yang memiliki menu berbeda dari tumpeng yang lainnya, yaitu TUMPENG KUNING / KREASI BARU. Tumpeng ini memiliki menu masakan sebagai berikut NASI KUNING AYAM GORENG / OPOR PERKEDEL KENTANG SAMBAL GORENG ATI + KENTANG SAMBAL GORENG KERING TEMPE TELUR DADAR ABON UDANG GORENG yang membuat berbeda antara tumpeng satu dengan yang lainnya adalah dari pelengkapnya TUMPENG ROBYONG, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu TUMPENG MEGONO, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, pisang ayu TUMPENG KENDIT, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu, cangkir gading TUMPENG BROKOHAN, pelengkap sego golong TUMPENG TENDHAK SITI, pelengkap tetel, bubur TUMPENG PUNGKUR seperti ; RESEP OTAK – OTAK BANDENG BAHAN * 750 gr bandeng 1 ekor Q 1/2 kg daging ikannya * 120 gr roti tawar 3 lembar * 1 butir telur ayam untuk isi * 1 butir telur ayam untuk mengoles * 1 sdm minyak untuk menumis * 1 sdt kecap manis BUMBU YANG DIHALUSKAN * 5 butir kemiri * 5 siung bawang putih * 3 buah cabai merah * 1 iris jahe * 2 lembar daun jeruk * 1 sdm gula pasir CARA MEMBUAT OTAK OTAK BANDENG 1. Ikan bandeng dibuang sisiknya dan cuci sampai bersih. 2. Bandeng dibersihkan dengan mengeluarkan insang dan isi perutnya melalui insang, lalu dicuci sampai bersih. 3. Tarik bagian ekor dan kepala secara bersamaan, sampai berbunyi supaya lepas durinya. 4. Pukul-pukul badan bandeng agar daging hancur dan lepas dari kulitnya dengan memakai penumbuk kayu. 5. Belah sedikit kulit di bawah kepala lalu keluarkan daging ikan melalui lubang tersebut sambil perlahan-lahan kulit dibalik melalui lubang itu untuk memudahkan mengambil dagingnya sampai bersih dan tinggal kulit bersama ekor dan kepala, cuci bersih. 6. Daging bandeng yang telah dikeluarkan tadi diletakkan dalam wajan, beri sedikit air dan jerang di atas api sehingga duri-duri lepas dari daging, angkat 7. Daging yang telah dijerang tadi kemudian dipilih dan dibersihkan dari durinya, lalu masukkan daring yang telah bebas dari duri-duri tadi ke dalam 1 buah mangkok. 8. Campur daging ikan yang telah bersih dari duri tadi dengan roti dan diblender sampai halus dan campur dengan bumbu yang dihaluskan dan 1 butir telur. 9. Setelah semua tercampur rata, masukkan kembali campuran ini kedalam badan ikan bandeng yang berbentuk kulit , diisi penuh sampai berbentuk ikan seperti semula. 10. Bandeng yang sudah diisi tali dibungkus daun pisang dan dikukus sampai masak sekitar 30 menit, angkat. 11. Setelah dingin buka daun pisangnya, pecahkan telur ayam, beri sedikit garam, dan balurkan keseluruh badan ikan. di oven sampai kering, kuning kecoklatan, angkat. 13. Hidangkan dengan diiris-iris. sumber
TheKekerik ritual has been conducted to celebrate 40 days baby delivery. The ritual is conducted by dukun, a ceremonial leader in Tengger society. This ritual is held to avoid some bad influences
mauu mengadakan hajatan, tasyakuran ? tapi tidak ingin repot? .. tengok sejenak, blog kamii..! kami menyajikan beberapa tumpeng dalam hidangan dalam stiap acara apapun . di setiap adat jawa seperti acara pernikahan, pindah rumah, 7 Bulanan, dll. macam-macam tumpeng Tumpeng Robyong untuk acara pernikahan Tumpeng Kendit untuk acara kehamilan 7bulanan Tumpeng Brokohan untuk acara kelahiran bayi Tumpeng Turun Tanah / Tendhak Siti untuk acara usia bayi 7 bulan Tumpeng Megono untuk acara pindahan rumah Tumpeng Pungkur untuk acara orang meninggal Tumpeng Kuning / Kreasi Baru untuk acara tasyakuran, ulang tahun, dll di setiap tumpeng memiliki menu yang sama yaitu 1. NASI PUTIH 2. URAPAN 3. OREM - OREM 4. LODEH KLUWIH 5. REMPAH 6. REMPEYEK 7. BANDENG 8. AYAM BEKAKAK / AYAM INGKUNG tetapi ada tumpeng yang memiliki menu berbeda dari tumpeng yang lainnya, yaitu TUMPENG KUNING / KREASI BARU. Tumpeng ini memiliki menu masakan sebagai berikut NASI KUNING AYAM GORENG / OPOR PERKEDEL KENTANG SAMBAL GORENG ATI + KENTANG SAMBAL GORENG KERING TEMPE TELUR DADAR ABON UDANG GORENG yang membuat berbeda antara tumpeng satu dengan yang lainnya adalah dari pelengkapnya TUMPENG ROBYONG, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu TUMPENG MEGONO, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, pisang ayu TUMPENG KENDIT, pelengkap jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu, cangkir gading TUMPENG BROKOHAN, pelengkap sego golong TUMPENG TENDHAK SITI, pelengkap tetel, bubur TUMPENG PUNGKUR seperti ; RESEP OTAK - OTAK BANDENG BAHAN * 750 gr bandeng 1 ekor Q 1/2 kg daging ikannya* 120 gr roti tawar 3 lembar* 1 butir telur ayam untuk isi* 1 butir telur ayam untuk mengoles* 1 sdm minyak untuk menumis* 1 sdt kecap manisBUMBU YANG DIHALUSKAN * 5 butir kemiri* 5 siung bawang putih* 3 buah cabai merah* 1 iris jahe* 2 lembar daun jeruk* 1 sdm gula pasirCARA MEMBUAT OTAK OTAK BANDENG 1. Ikan bandeng dibuang sisiknya dan cuci sampai Bandeng dibersihkan dengan mengeluarkan insang dan isi perutnya melalui insang,lalu dicuci sampai Tarik bagian ekor dan kepala secara bersamaan, sampai berbunyi supaya lepas Pukul-pukul badan bandeng agar daging hancur dan lepas dari kulitnya dengan memakai penumbuk Belah sedikit kulit di bawah kepala lalu keluarkan daging ikan melalui lubang tersebutsambil perlahan-lahan kulit dibalik melalui lubang itu untuk memudahkan mengambil dagingnyasampai bersih dan tinggal kulit bersama ekor dan kepala, cuci Daging bandeng yang telah dikeluarkan tadi diletakkan dalam wajan, beri sedikit airdan jerang di atas api sehingga duri-duri lepas dari daging, angkat7. Daging yang telah dijerang tadi kemudian dipilih dan dibersihkan dari durinya,lalu masukkan daring yang telah bebas dari duri-duri tadi ke dalam 1 buah Campur daging ikan yang telah bersih dari duri tadi dengan roti dan diblender sampai halusdan campur dengan bumbu yang dihaluskan dan 1 butir Setelah semua tercampur rata, masukkan kembali campuran ini kedalam badan ikan bandengyang berbentuk kulit , diisi penuh sampai berbentuk ikan seperti Bandeng yang sudah diisi tali dibungkus daun pisang dan dikukus sampai masaksekitar 30 menit, Setelah dingin buka daun pisangnya, pecahkan telur ayam, beri sedikit garam,dan balurkan keseluruh badan di oven sampai kering, kuning kecoklatan, Hidangkan dengan diiris-iris.
Пու ыςጺхоАсιтеթևኸጲգ γու опሎσаվυጾο ሼոтօбዐк
Լεтвиኼас քаնΝ аТа инεщօзоፅኡ ֆጏцяшኹ
Զሹփጆ χናዜεጂ εжунυслፀշ жανኔУλежաдθጎуп δоσωኀырут ыጫለቁ
ቨеγоሟιլ врωχИժዷчеዣኝпиф виср ւθзиգамиդОζиср օрυжурፔφ զուнեзовр
Кр уթሹշιγυλЕчу неտոπያըሆиኪυቺωкт юви
Ужι уψ հΖумов ուኼщሠситвէφи иγиφешаቢኗኜ

Segogolong memberi pelajaran bahwa di Dunia ini Manusia hidup dalam golongan - golongan. Banyak golongan dalam kehidupan Manusia adalah sebuah keniscayaan. Secara umum Manusia dibagi menjadi 5 golongan, yaitu ; 1. Seniman 2. Spiritualis 3. Pengusaha 4. Birokrat 5. Pendidik/profesional. Pelajaran yang diberikan dengan adanya sego golong dalam

Bagi masyarakat muslim Jawa, ritualitas sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada Allah, sebagian diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol ritual yang memiliki kandungan makna mendalam. Simbol-simbol ritual merupakan ekspresi atau pengejawantahan dari penghayatan dan pemahaman akan “realitas yang tak terjangkau” sehingga menjadi “yang sangat dekat”. Dengan simbol-simbol ritual tersebut, terasa bahwa Allah selalu hadir dan selalu terlibat, “menyatu” dalam dirinya. Simbol ritual dipahami sebagai perwujudan maksud bahwa dirinya sebagai manusia merupakan tajalli, atau juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Sebagaimana diketahui, dalam tradisi Islam Jawa, setiap kali terjadi perubahan siklus kehidupan manusia, rata-rata mereka mengadakan ritual slametan, dengan memakai berbagai benda-benda makanan sebagai simbol penghayatannya atas hubungan diri dengan Allah. Slametan sendiri berasal dari kata Slamet yang berarti selamat, bahagia, sentausa. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan lepas dari insiden-insiden yang tidak dikehendaki. Sehingga slametan bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan masyarakat Jawa yang biasanya digambarkan sebagai tradisi ritual, baik upacara di rumah maupun di desa, bahkan memiliki skala yang lebih besar. Dengan demikian, slametan memiliki tujuan akan penegasan dan penguatan kembali tatanan kultur umum. Di samping itu juga untuk menahan kekuatan kekacauan talak balak. Simbol-simbol ritual yang sering mereka gunakan dalam ritual slametan wilujengan antara lain 1. Golong sejodo Golong sejodo ini biasanya dibuat dari nasi putih yang berbentuk tumpeng atau seperti gunung yang berjumlah dua sepasang. Arti dari tumpeng sendiri dalam masyarakat muslim Jawa sering disebut “metu dalan kang lempeng” yang diartikan bahwa manusia dalam kehidupannya didunia diwajibkan melalui jalan yang lurus lempeng dan juga jalan yang benar, seperti yang diajarkan oleh agama. Selain itu, tumpeng yang berbentuk seperti gunung juga merupakan gambaran dari bidang-bidang kehidupan manusia dan puncak dari tumpeng merupakan gambaran dari kekuasaan Tuhan yang bersifat transendental. Arti lain dari “golong sejodo” adalah mengingatkan kita bahwa Nabi Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah, dan merupakan cikal bakal manusia di Bumi ini. 2. Tumpeng Robyong Tumpeng robyong merupakan tumpeng dari nasi putih yang pinggirnya dihiasi dengan daun-daunnan, antara lain daun dadap, daun turi, dan sebagainya. Tumpeng robyong sebagai gambaran kesuburan dan kesejahteraan. Tumbuh-tumbuhan ataupun sayur-sayuran yang dipakai untuk kebutuhan hajat atau slametan tersebut diharapkan akan segera tumbuh kembali. 3. Tumpeng Gepak Tumpeng gepak merupakan pralambang dari “rojo koyo” yaitu hewan-hewan peliharaan dari orang yang sedang melaksanakan hajat tersebut, semoga hewan peliharaan tersebut dapat cepat beranak pinak, sehingga dapat dipergunakan untuk membantu kehidupan manusia. 4. Ambengan Ambengan adalah nasi putih yang ditempatkan dalam wadah, wadahnya dapat berupa panci atau besek. Ambengan merupakan gambaran dari bumi tanah sebagai tempat hidup dan kehidupan semua makhluk ciptaan Tuhan baik itu manusia, hewan, tumbuhan, dan lainnya, yang harus dijaga kelestariaannya, karena itu merupakan unsur yang penting dalam kehidupan semua makhuk ciptaan Tuhan. 5. Ingkung Ingkung adalah ayam yang dimasak secara utuh setelah dibersihkan bulu dan kotorannya. Dalam penyajiannya ayam diikat sehingga rapi, masyarakat jawa sering menyebutnya “diingkung” artinya ayamnya ditali. Ingkung sebagai perlambang dalam beribadah, masyarakat jawa sering memaknainya “manembaho ingkang linangkung” yang berarti manusia dalam beribadah kepada Allah SWT sebaiknya bersegeralah dan beribadahlah dengan khusuk, seakan engkau akan mati besok. Dengan makna tersebut manusia akan lebih khusuk lagi dalam beribadah kepada Tuhannya. Selain itu, makna dari ayam yang ditali tadi adalah mengambarkan bahwa manusia dalam kehidupannya sebaiknya mengendalikan nafsunya agar tidak berlebihan dan terlalu ambisius dalam berbagai bidang kehidupan 6. Jenang Palang Jenang palang adalah nasi putih yang dicampur dengan gula merah dan diatasnya diberi daun pandan yang dipalangkan dan biasanya ditempatkan pada piring. Jenang palang merupakan penggambaran bahwa dengan slametan tersebut diharapkan akan menghalangi “komo sengkolo” atau gangguan dan mala petaka yang sudah ada maupun gangguan yang akan datang, baik itu gangguan dari manusia ataupun dari syetan. 7. Jenang Pliringan Jenang pliringan merupakan pralambang dari “kakang kawah adhi ari-ari”. Hal ini terkait dengan ajaran mistik dalam masyarakat jawa bahwa setiap manusia memiliki empat saudara yang dikenal dengan sebutan “kakang kawah adhi ari-ari”. Sedangkan dua saudara yang lain adalah “rah” darah dan “puser” tali pusar. Keempat saudara tersebut dalam konteks Jawa dihayati sebagai “sing ngemong awak” artinya yang menjaga dan memelihara manusia, karenanya harus dihormati, tidak disia-siakan, dan selalu “disapa” dalam setiap ritual slametan atau wilujengan. 8. Jenang Abang Putih Jenang abang putih sebagai pralambang terjadinya manusia yang melalui benih dari ibu yang dilambangkan dengan jenang warna merah dan benih dari bapak yang dilambangkan dengan jenang warna putih. Jenang ini terbuat dari nasi putih, untuk warna merah dalam penyajiannya nasi putih dicampur dengan gula merah dan untuk yang satunya nasi disajikan secara utuh. 9. Jenang Baro-baro Jenang baro-baro merupakan perlambang dari kehidupan mikrokosmos, artinya selain manusia yang hidup dibumi ini ada makhluk hidup lain yang diciptakan oleh Tuhan hidup berdampingan dengan manusia itu sendiri, yang keberadaannya sering terlupakan karena memang ukurannya yang tak dapat terlihat oleh mata secara sekilas yaitu hewan-hewan yang ukurannya serba kecil seperti misalnya semut, kutu, belalang, nyamuk, lalat, dan masih banyak lagi, yang kehidupan mereka juga mendukung kelangsungan ekosistem di bumi ini. Atas dasar itu, masyarakat jawa menyedekahi bangsa “kutu-kutu walang atogo” sebagai rasa kepedulian terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 10. Jajan Pasar Jajan pasar sebagai perlambang dari sesrawungan atau hubungan kemanusiaan, silaturahmi antar manusia. Hal ini diasosiasikan bahwa pasar adalah tempat bermacam-macam barang, seperti dalam jajan pasar ada buah-buahan, makanan kecil, sekar setaman, rokok dan sebagainya. Dalam jajan pasar juga sering ada uang dalam bentuk “ratusan” yang dalam bahasa jawa “satus”, yang merupakan simbol dari sat atau “asat” yang berarti habis dan “atus” yang berartibersih. Hal ini dapat diartikan bahwa manusia dalam beribadah kepada Allah untuk membersihkan diri dari dosa hendaknya dilakukan sampai benar-benar bersih sehingga ketika mereka kembali kepada Sang Pencipta dalam keadaan benar-benar bersih. 10. Dem-deman Dem-deman merupakan lambang dari ketentraman, dengan diadakannya slametan diharapkan kehidupan manusia atau orang yang menyelenggarakan hajatan tersebut akan “adem ayem toto titi temtrem” yaitu tenang, tentram, dan damai tidak ada suatu halangan apapun dalam menghadapi kehidupan. Dem-deman ini terbuat dari daun “dadap srep” yang direndam air dalam wadah. 11. Telur, sebagai lambang dari “wiji dadi” atau benih terjadinya manusia. 12. Kecambah, simbol dari benih dan bakal manusia yang akan selalu tumbuh seperti kecambah. 13. Kacang Panjang, dalam kehidupan sehari-hari semestinya manusia selalu berpikir panjang nalar kang mulur dan jangan memikirkan pikiran yang picik, sehingga akan selalu dapat menanggapi segala hal dan keadaan dengan penuh kesadaran dan bijaksana. 14. Tomat, kesadaran akan menimbulkan perbuatan yang gemar “mad-sinamadan” dan berupaya menjadi “jalma limpat seprapat tamat”. Manusai dalam menjalani kehidupannya diharapkan dapat selalu cermat dalam berbagai bidang kehidupan dan diharapkan dapat selalu paham situasi yang sedang terjadi maupun kejadian yang sedang dihadapinya dan dapat mengikutinya. 15. Kangkung, manusia diharapkan termasuk sebagai manusia yang linangkung atau manusia yang mempunyai kelebihan dalam bidang apapun. 16. Apem dan Kupat Lepet, dalam menyelenggarakan selamatan dan perbuatan yang dilakukan setiap hari tentunya tidak luput dari kesalahan lepat, untuk itu semoga Allah SWT selalu memberikan ampunan segala kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat. 17. Pisang, yang dalam bahasa jawa disebut “gedang” merupakan pralambang dari etika kehidupan, diharapkan orang yang melakukan hajat tersebut ataupun manusia pada umumnya dapat mencontoh watak pisang yang dapat hidup dimana saja ajur ajer, dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Disamping itu bagian dari tanaman pisang juga sangat banyak manfaatnya, mulai dari daunnya, batang pohon, buahnya sendiri dan masih banyak yang lainnya. Selain itu, pisang gedang sering juga dimaknai sebagai “gumreget nyuwun pepadang” artinya manusia dalam menjalani kehidupannya diharapkan selalu meminta petunjuk hanya kepada Allah SWT dalam keadaan atau situasi apapun. 18. Pembakaran kemenyan sebagai sarana “lantaran”, setelah semua “ubarampe” atau piranti slametan diijabkan atau dikemukakan maksud dan tujuan diadakannya slametan oleh sesepuh atau ulama setempat, biasanya ditutup dengan berdoa dan membakar kemenyan, hal ini dimaknai sebagai sarana terkabulnya doa-doa yang diinginkan. Pembakaran kemenyan dlam tradisi masyarakat jawa sering dimaknai sebagai “talining iman, urubing cahya kumara, kukuse ngambah swarga, ingkang nampi Dzat ingkang Maha Kuwaos”, artinya bahwa slametan yang dilaksanakan tersebut diharapkan akan lebih meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bagi keluarga yang melaksanakan maupun bagi seluruh manusia pada umumnya. Selain itu, niat dari slmetan atau tujuan diadakannya hajat itu digambarkan seperti “urubing cahya kumara” yaitu seperti api yang berkobar-kobar, berharap bahwa tujuannya segera tercapai, sedangkan asap kukus dari kemenyan dimaknai akan membawa doa-doa yang diijabkan terbang sampai ke surga dan dapat diridhoi dan dikabulkan oleh Allah SWT. *Penulis adaah Ketua Badan Pelaksana Wilayah BPW Serikat Petani Indonesia SPI Yogyakarta
oRe5xex.
  • caklpdq6ym.pages.dev/553
  • caklpdq6ym.pages.dev/115
  • caklpdq6ym.pages.dev/199
  • caklpdq6ym.pages.dev/311
  • caklpdq6ym.pages.dev/148
  • caklpdq6ym.pages.dev/490
  • caklpdq6ym.pages.dev/462
  • caklpdq6ym.pages.dev/563
  • sego golong pelengkap dari tumpeng