Persentasegas oksigen berturut turut pada ( I ) Dan ( II ) adalah - 12326466 Ardhyafasha0412 Sekolah Menengah Pertama terjawab Persentase gas oksigen berturut turut pada ( I ) Dan ( II ) adalah A. 5,60% Dan 0,56% B. 5,60% Dan 20,90% C. 15,90% Dan 0,56% Jika cepat rambat bunyi di udara pada saat itu 343 m/s, jarak kilat dengan D
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional UN tahun 2017 nomor 11 sampai dengan nomor 15 tentang tata nama senyawa organik dan anorganik, hukum dasar kimia [hukum Dalton], hukum dasar kimia [hukum Proust], hukum dasar kimia [hukum Gay-Lussac], serta senyawa hidrokarbon. Soal No. 11 tentang Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik Tabel berikut menyatakan rumus dan nama senyawa. SenyawaNama Senyawa 1AlOH3AluminiumIII hidroksida 2CrOH3KromIII hidroksida 3Hg2Cl2RaksaII klorida 4PbSO4TimbalII sulfat 5ZnOSengII oksida Pasangan yang tepat antara rumus dan nama senyawanya adalah …. A. 1 dan 3 B. 1 dan 4 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 5 Semua senyawa di atas tersusun dari unsur logam dan nonlogam. Logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi semua logam golongan utama + Zn, penamaannya cukup dengan menyebut nama logam diikuti nama nonlogam dengan akhiran -ida. AlOH3aluminium hidroksida ZnOseng oksida Akan tetapi jika unsur logam mempunyai lebih dari bilangan oksidasi, maka nama senyawa diberikan dengan menyebut nama logam + huruf romawi biloks logam + nama nonlogam dengan akhiran -ida. CrOH3kromIII klorida Hg2Cl2raksa1 klorida PbSO4timbalII sulfat Jadi, pasangan yang tepat antara rumus dan nama senyawanya adalah 2 dan 4 D. Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik. Soal No. 12 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Dalton] Unsur belerang S dan unsur oksigen O dapat membentuk dua macam senyawa. Persentase unsur penyusun senyawa disajikan dalam tabel berikut. SenyawaPersentase SO I500 II4060 Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah …. A. 1 1 B. 1 2 C. 2 1 D. 2 3 E. 3 2 Pembahasan John Dalton 1766 – 1844 merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan Hukum Dalton sebagai berikut Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana. Perhatikan perbandingan persentase unsur S dan O pada senyawa I dan II berikut Senyawa I = 50 50 = 1 1 [dibagi 50] Senyawa II = 40 60 = 1 3/2 [dibagi 40] Sehingga perbandingan massa unsur O dalam senyawa I dan II adalah 1 3/2 = 2 3 [masing-masing dikalikan 2] Jadi, perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah 2 3 D. Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN Hukum Dasar Kimia. Soal No. 13 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Proust] Perhatikan tabel berikut ini! gram PbSPbS Jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 g, massa S yang diperlukan sebanyak …. A. 1 gram B. 2 gram C. 4 gram D. 5 gram E. 6 gram Pembahasan Tahun 1799 Joseph Proust merumuskan Hukum Perbandingan Tetap Hukum Proust yang berbunyi Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap. Berdasarkan hukum tersebut, mari kita cari pada tabel, reaksi mana penjumlah massa Pb dan S yang hasilnya sama dengan massa PbS. Ya, reaksi nomor 1 dan 3. Kita ambil saja reaksi nomor 1. PbSPbS 101,611,6 10016116[kali 10] 25429[bagi 4] Jadi, jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 gram, massa S yang diperlukan sebanyak 4 gram C. Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN Hukum Dasar Kimia. Soal No. 14 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Gay-Lussac] Sebanyak 20 L campuran gas propana C3H8 dan butena C4H8 dibakar pada T, P sesuai persamaan C3H8g + 5O2g → 3CO2g + 4H2Ol C4H8g + 6O2g → 4CO2g + 4H2Ol Volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-turut adalah …. A. 8 L dan 12 L B. 10 L dan 10 L C. 12 L dan 8 L D. 14 L dan 6 L E. 16 L dan 4 L Pembahasan Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac 1778 –1850 mengemukakan Hukum Perbandingan Volume Hukum Gay-Lussac yang berbunyi Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat sederhana. Perbandingan volume tersebut setara dengan perbandingan koefisien masing-masing zat. Volume 20 L merupakan volume campuran gas propana dan butena. Misal volume gas propana adalah x maka volume butena adalah 20 − x. C3H8g+5O2g→3CO2g+4H2Ol x5x3x4x C4H8g+6O2g→4CO2g+4H2Ol 20 − x620 − x420 − x420 − x Diketahui bahwa volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Artinya, volume gas CO2 hasil pembakaran propana dijumlah dengan volume gas CO2 hasil pembakaran butena sama dengan 68 L. 3x + 420 − x = 68 3x + 80 − 4x = 68 80 − 68 = 4x − 3x x = 12 Dengan demikian, Volume C3H8 = x = 12 Volume C4H8 = 20 − x = 20 − 12 = 8 Jadi, volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-turut adalah 8 12 L dan 12 8 L A C. Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN Hukum Dasar Kimia. Soal No. 15 tentang Senyawa Hidrokarbon Berikut ini grafik titik didih 3 buah isomer dari senyawa C5H12. Berdasarkan grafik dapat diprediksi senyawa P, Q, dan R tersebut berturut-turut adalah …. PQR An-pentana2-metilbutana2,2-dimetilpropana Bn-pentana2,2-dimetilpropana2-metilbutana C2-metilbutana2,2-dimetilpropanan-pentana D2,2-dimetilpropanan-pentana2-metilbutana E2,2-dimetilpropana2-metilbutanan-pentana Pembahasan Senyawa C5H12 adalah pentana dan isomernya, termasuk dalam golongan alkana. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. Mari kita perhatikan rumus struktur ketiga senyawa tersebut! Berdasarkan rumus struktur di atas dapat disimpulkan bahwa Senyawa P adalah 2,2-dimetilpropana karena cabangnya paling banyak sehingga titik didihnya paling rendah. Senyawa Q adalah 2-metilbutana karena cabangnya lebih sedikit sehingga titik didihnya lebih tinggi. Senyawa R adalah n-pentana karena rantainya lurus tak bercabang sehingga titik didihnya paling tinggi. Jadi, senyawa P, Q, dan R yang tepat adalah opsi E. Simak Pembahasan Soal Kimia UN 2017 selengkapnya. No. 01 - 05No. 21 - 25 No. 06 - 10No. 26 - 30 No. 11 - 15No. 31 - 35 No. 16 - 20No. 36 - 40 Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf di sini. Demikian, berbagi pengetahuan bersama Kak Ajaz. Silakan bertanya di kolom komentar apabila ada pembahasan yang kurang jelas. Semoga berkah.

PersentaseGas Oksigen Berturut Turut Pada (I) Dan (II) Adalaha.5,60. Sumber gambar :brainly.co.id. persen turut persentase berturut oksigen. Membuat Magnet Dengan Cara Dialiri Listrik Disebut - Sebutkan Itu. Sumber gambar :sebutkanitu.blogspot.com. menggosok. Pembuatan Magnet Dengan Dialiri Arus Listrik Disebut - Sebutkan Mendetail

Quipperian, tahukah kamu bahwa John Dalton ternyata tidak hanya merumuskan teori atom Dalton saja? Ya, pada tahun 1803, ilmuwan asal Inggris ini merumuskan sebuah hukum yang disebut hukum perbandingan berganda atau hukum Dalton. Hukum Dalton termasuk salah satu hukum dasar dalam perhitungan Kimia atau stoikiometri. Maka dari itu, jika kamu ingin mahir dalam perhitungan Kimia, kamu perlu mengetahui dan memahami tentang hukum Dalton ini. Lantas, apa itu hukum Dalton? Seperti apa bunyi dan rumus hukum Dalton? Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut ini. Pengertian Hukum Dalton Hukum Dalton adalah hukum yang menyatakan apabila unsur-unsur dapat membentuk beberapa senyawa dan massa salah satu unsur selalu tetap, perbandingan massa unsur yang lain dapat dinyatakan dalam bilangan bulat dan sederhana. Hukum ini dirumuskan oleh John Dalton pada tahun 1803, seorang ilmuwan asal Inggris yang juga dikenal sebagai pencetus teori atom Dalton. Hukum Dalton juga dikenal sebagai hukum perbandingan berganda atau hukum kelipatan berganda. Hukum ini merupakan salah satu hukum dasar Kimia, serta dilandasi oleh hukum Proust hukum perbandingan tetap dan hukum Lavoisier hukum kekekalan massa. Bunyi Hukum Dalton Adapun bunyi hukum Dalton adalah sebagai berikut. Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana Sejarah Hukum Dalton Hukum Dalton dirumuskan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama John Dalton pada tahun 1803. Hukum ini dilandasi oleh dua hukum sebelumnya, yaitu hukum Proust hukum perbandingan tetap dan hukum Lavoisier hukum kekekalan massa. Dalton melakukan percobaan dengan membandingkan massa unsur-unsur pada beberapa senyawa. Senyawa yang digunakannya adalah karbon monoksida CO dan karbon dioksida CO2. Dari perbandingan kedua senyawa ini, diperoleh hasil sebagai berikut. SenyawaMassa CMassa OMassa C Massa OCO1,2 gram1,6 gram3 4CO21,2 gram3,2 gram3 8 Jika massa karbon di dalam senyawa CO dan CO2 sama, maka massa oksigen di dalamnya akan memenuhi perbandingan tertentu. Perbandingan massa oksigen yang diperoleh Dalton pada senyawa CO dan CO2 adalah 4 8. Berdasarkan percobaannya ini, Dalton pun merumuskan hukumnya yang dikenal sebagai hukum Dalton atau hukum perbandingan berganda yang berbunyi “Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana” Ciri-ciri Hukum Dalton Berikut adalah ciri-ciri hukum Dalton yang perlu kamu ketahui. Memiliki nama lain, yaitu perbandingan berganda atau hukum kelipatan berganda. Dilandasi oleh hukum Proust hukum perbandingan tetap dan hukum Lavoisier hukum kekekalan massa. Dirumuskan oleh John Dalton. Penerapan Hukum Dalton Dengan adanya hukum Dalton, memudahkan para ilmuwan untuk menentukan perbandingan unsur-unsur yang bereaksi membentuk suatu senyawa. Contohnya, menentukan perbandingan unsur nitrogen dan oksigen di mana apabila kedua unsur ini direaksikan akan membentuk beberapa senyawa, seperti NO dan NO2. Kedua senyawa tersebut sama-sama terbentuk dari unsur nitrogen dan oksigen. Namun, rasio perbandingan massa yang dimiliki berbeda. Misalnya, pada senyawa NO. Rasio perbandingan massanya adalah 28 32 atau 14 16 yang kalau menurut hukum perbandingan berganda hukum Dalton dapat diubah menjadi bilangan bulat. Dengan begitu, perbandingan unsur nitrogen dan oksigen pada senyawa NO adalah 1 1. Sementara itu, pada senyawa NO2, rasio perbandingan unsur nitrogen dan oksigen adalah 1 2. Rumus Hukum Dalton Dalam hukum Dalton, rumus yang digunakan untuk mencari massa suatu unsur adalah dengan membandingkannya dengan massa unsur yang lain. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini. Unsur fosfor dan oksigen yang direaksikan membentuk dua jenis senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosfor dan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Apakah senyawa tersebut termasuk ke dalam hukum Dalton? Pembahasan Massa FosforMassa OksigenMassa SenyawaSenyawa I31 gram?55 gramSenyawa II?40 gram71 gram Massa oksigen pada senyawa I = 55 − 31 = 24 Massa fosfor pada senyawa II = 71 − 40 = 31 Perbandingan massa fosfor pada senyawa I dan II adalah = 31 31, sama-sama dibagi dengan 31 sehingga menjadi 1 1. Perbandingan oksigen pada senyawa I dan II adalah = 24 40 sama-sama dibagi dengan 8 sehingga menjadi 3 5 Dari hasil perhitungan di atas, maka perbandingan oksigen dan fosfor pada senyawa I dan II adalah 1 1 dan 3 5 yang mana merupakan bilangan bulat dan sederhana. Dengan kata lain, senyawa tersebut termasuk dalam hukum Dalton. Contoh Soal Hukum Dalton dan Pembahasannya Agar semakin paham, berikut adalah contoh soal hukum Dalton beserta pembahasannya. Contoh 1 Unsur X yang direaksikan dengan unsur Y dapat membentuk senyawa I dan senyawa II. Senyawa I mengandung 30 gram unsur X dan 160 gram unsur Y, sedangkan senyawa II mengandung 90 gram unsur X dan 240 gram unsur Y. Berapakah perbandingan massa unsur Y dalam senyawa I dan II? SenyawaMassa XMassa YMassa X Massa YI30 gram160 gram3 16II90 gram240 gram3 8 Berdasarkan tabel di atas, maka perbandingan massa unsur Y dalam senyawa I dan II adalah 16 8 atau 2 1. Contoh 2 Unsur belerang S dan oksigen O membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam senyawa I adalah 50% dan pada senyawa II adalah 40%. Apakah hukum perbandingan berganda berlaku untuk senyawa tersebut? Pembahasan Senyawa I mengandung 50% unsur belerang, berarti massa oksigennya adalah 50%. Massa S O dalam senyawa I = 50 50 = 1 1 Senyawa II mengandung 40% unsur belerang, berarti massa oksigennya adalah 60%. Massa S O dalam senyawa II = 40 60 = 1 1,5 Jika massa belerang dalam kedua senyawa adalah sama, maka perbandingan massa oksigen pada senyawa I dan II adalah 1 1,5 atau 2 3. Angka perbandingan merupakan bilangan bulat dan sederhana. Itu artinya, kedua senyawa tersebut memenuhi hukum perbandingan berganda. Contoh 3 Ketika unsur A dan B direaksikan, maka akan terbentuk dua macam senyawa. Senyawa I mengandung 40% unsur A dan senyawa II mengandung 25% unsur A. Tentukan perbandingan massa unsur B sehingga mengikuti hukum perbandingan berganda hukum Dalton. Pembahasan Senyawa% A% B = 100 – % AI40%100 – 40 = 60%II25%100 – 25 = 75% Agar persentase unsur A pada kedua senyawa sama, maka senyawa I dikalikan dengan faktor 2,5 dan senyawa II dikalikan dengan faktor 4 sehingga diperoleh perbandingan massa unsur A dan B sebagai berikut. SenyawaMassa A gramMassa B gramI40 x 2,5 = 10060 x 2,5 = 150II25 x 4 = 10075 x 4 = 300 Jadi perbandingan massa B pada senyawa I dan massa B pada senyawa II adalah 150 300 = 1 2. Nah, itu dia pembahasan mengenai hukum Dalton dalam mata pelajaran Kimia. Semoga bermanfaat, ya!
Pertanyaan Pada P dan T tertentu, sebanyak 20 ml campuran gas propana (C 3 H 8) dan propena (C 3 H 6) dibakar dengan gas oksigen secukupnya. Jika pada akhir reaksi terdapat gas CO 2 sebanyak 60 ml, pada P dan T yang sama, persentase propana dan propena berturut-turut adalah 20% dan 80%.
Pehatikan tabel udara pernapasan yang diambil dan di keluarkan dalam pernapasam manusia gas oksigen berturut turut pada 1 dan 2 adalah... dan 0,56% 20,90 % dan 0,56% dan 5,60%
Persentasegas oksigen berturut-turut pada (I) dan (ll) adalah. - 17475274 friska6871 friska6871 11.09.2018 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab Persentase gas oksigen berturut-turut pada (I) dan (ll) adalah. a 5,60%dan 0,56% b 5,60%dan 20,90% c 15,90% dan 0,56% d 20,90%dan 5,60% tolong di bantu ya kak 1 Lihat jawaban Iklan Iklan

Persentase gas oksigen berturut turut pada I dan II adalah persen dan 0,56 persen dan 20,90 persen dan 0,56 persen dan 5,60 persentolong dijawab yang benar beserta penjelasannya​ Kayaknya D 20,90 persen dan 5,60 persenKeknya loh

Senyawabelerang dioksida jika direaksikan dengan gas oksigen akan menghasilkan senyawa belerang trioksida dengan persamaan reaksi berikut: Bila volume diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka perbandingan volume gas berturut-turut adalah . 1 : 1 : 1. 1 : 2 : 1.
Pada postingan terakhir saya, sudah dijelaskan bagaimana mendapatkan nilai udara teoritis pada pembakaran di boiler, mulai dari bagaimana mengetahui udara stoikiometrik, AFR actual hingga oxygen total yang dibutuhkan batubara hingga dapat terbakar sempurna. Kali ini, kita akan membahas berapakah oxygen content pada flue gas dari total udara teoritis yang kita dapatkan pada postingan sebelumnya Mengetahui nilai Udara Stoikiometrik, Air Fuel Ratio AFR untuk menentukan udara teoritis pembakaran batubara LinkedIn agar dapat diketahui apakah parameter oxygen content pada flue gas sudah sesuai dengan pola operasi optimum atau justru nilai oxygen content diluar dari range aman pengoperasian content sendirinya adalah merupakan presentase kandungan oksigen dalam flue gas dari total product senyawa hasil pembakaran batubara. Kita bisa lihat kembali ultimate analysis data untuk mengetahui presentase nilai volatile dan carbon yang terkandung dalam batubara sehingga didapat product tiap senyawa hydrocarbon, maka dengan berbekal itu kita dapat mengetahui kadar kandungan oksigen pada flue gas dengan mengacu pada perhitungan udara teoritis pembakaran. Adapun oxygen content mempunyai 2 jenis kondisi yaitu ;Kandungan presentase volume oksigen basah, dimana kandungan H2O secara volumetric menjadi menjadi acuan nilai pengurang presentase O2 content pada flue gasKandungan presentase volume oksigen kering, dimana kandungan H2O secara volumetric pada flue gas diabaikan. Biasanya sensing O2 content yang terinstall merupakan sensor monitoring dry volume keadaan kering yang artinya bahwa kandungan air atau tingkat kelembaban pada flue gas tidak mempengaruhi nilai O2 content secara massiveBeberapa powerplant memiliki parameter pengukuran oksigen content pada 2 titik jalur flue gas, tentunya ini sangat membantu operator membandingkan nilai oxygen content actual pada flue gas apabila salah satu sensing mengindikasikan error atau justru mengindikasikan case lain yang terjadi secara realtime. Presentase normal oxygen content pada flue gas sendiri adalah berkisar 2-6% bergantung pada hasil uji commissioning maupun performance test rutin yang sebab itu operator diwajibkan memonitoring nilai Oxygen content agar tetap pada range aman operasi, karena biasanya presentase excess air dalam pembakaran tidak diketahui didalam system kontrol, sehingga apabila tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi ketidaksinambungan pembakaran yang berpotensi mengurangi keandalan dan efisiensi pembangkit. Beberapa permasalahan yang muncul akibat presentase oksigen content yang terlalu rendah dibawah range aman operasi adalah sebagai berikutKenaikan kadar CO pada bottom ash yang disebabkan oleh minimnya udara pembakaran Penurunan nilai CO2 pada flue gas, dimana CO2 merupakan indicator utama karbon terbakar secara sempurnaPenurunan main steam pressure dan main steam temperature akibat pembakaran carbon yang tidak sempurna yang kemudian berdampak pada penurunan temperature furnace pembakaranFrekuensi drain slugging bottom ash meningkat, disebabkan oleh kenaikan pressure windbox yang mengindikasikan batubara tidak terbakar sempurna. Hal ini terjadi karena laju perambatan panas < laju aliran bahan bakar batubara yang kemudian akan meningkatkan losses unburn carbon yang diikuti heat losses pada proses drain bottom ashSedangkan apabila presentase oksigen content terlalu tinggi diluar Batasan operasi maka akan berdampak sebagai berikut Kenaikan nilai CO pada flue gas, yang disebabkan residence time carbon yang singkat Kenaikan FGET Flue Gas Exit TemperaturePressure windbox mengalami kecenderungan penurunan nilai yang disebabkan material halus fine carbon, fine sand yang ikut terangkat dan lolos melewati centrifugal separator cyclone Berikut grafik hubungan antara excess air /fuel terhadap perubahan nilai CO dan CO2 pada flue gasDiliat dari grafik diatas, disimpulkan bahwa efisiensi optimum pembakaran terjadi pada udara berlebih excess air, tentunya presentase ini disesuaikan dengan kandungan batubara dari hasil uji ultimate analysis sehingga dapat ditentukan presentase mengetahui nilai presentase oxygen content atau kandungan oksigen dalam flue gas melalui perhitungan udara teoritis mempunyai beberapa tahapan penyelesaian. Untuk memudahkan, kita dapat memakai nilai perhitungan udara teoritis pada postingan sebelumnya. Berikut nilai yang didapat pada postingan sebelumnya AFR actual = kgair/kgcoal setelah dikoreksi dari nilai awal kgair/kgcoal hahaha… Oxygen in Air atau kandungan oksigen dalam udara = kgO2/kgairSehingga Actual Oxygen supplied adalah Actual Oxygen Supplied AFR actual x Oxygen In Air= kgair/kgcoal x kgO2/kgair= kgO2/kgcoalJadi suplai actual oksigen dalam perhitungan udara teoritis adalah sebesar kgO2/kgcoal. Dengan nilai ini kita dapat menentukan suplai actual nitrogen dalam perhitungan udara teoritis dengan formula sebagai berikut Actual Nitrogen Supplied AFR actual - Actual Oxygen Supplied= kgair/kgcoal - kgO2/kgcoal= kgN2/kgcoalDengan perhitungan diatas kita mengetahui bahwa komposisi udara suplai actual yang dibutuhkan adalah dan $.56kgN2/kgcoalSelanjutnya, kita tentukan komposisi nilai dari product pembakaran dari masing-masing senyawa yang terkandung dalam batubara yaitu CO2,SO2, dan H2O dan tentunya product-product senyawa tersebut disesuaikan dengan data ultimate analysis pada postingan sebelumnya. Berikut formulasi perhitungan untuk mengetahui nilai product requiredProduct required kg/kgcoal= Kandungan senyawa % x totalmol Wt required/ mol senyawa , Contoh product CO2 = %C x 44kg/12kg= x 44kg/12kg= kgCO2/kgcoalPerhitungan diatas, berlaku terhadap seluruh product pembakaran dari senyawa lain lihat postingan sebelumnyaBerikut formulasi untuk mengetahui nilai oksigen pada flue gas adalah Product O2 kgO2/kgcoal = Actual Oxygen Supplied – oxygen required for a kilo coal= kgO2/kgcoal - kgO2/kg coal= kgO2/kgcoalSedangkan formulasi untuk mencari nilai product N2 pada flue gas, dapat menggunakan rumus sebagai berikut = Actual Nitrogen Supplied + %N2 lihat coal ultimate analysis= + kgN2/kgcoalKemudian jika seluruh nilai-nilai diatas telah diketahui, maka kita dapat menghitung nilai presentase volume product yang ada di flue gas baik dengan kondisi kering maupun dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Berikut formula untuk mengetahui nilai %volume dry condition adalah %volume dry condition kgmol/kgcoal/total dry condition x 100Noted formulasi perhitungan % volume wet condition serupa, dengan penyesuaian perbandingan menggunakan “summation with H2OBerikut tabel pembenaran composition of flue gas DARI SEMUA PERHITUNGAN DIATASJadi presentase nilai O2 content atau kandungan oksigen pada flue gas adalah sebesar dengan presentase excess air yang diketahui sebelumnya sebesar 20%. Dimana presentase kandungan oksigen ini merupakan kombinasi dari presentase product senyawa-senyawa lain dalam flue gasDemikianlah tahapan-tahapan penyelesaian untuk mendapatkan nilai kandungan oksigen atau Oxygen content pada flue gas dengan mengacu kepada perhitungan udara teoritis, Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran. Apabila ada koreksi dan pertanyaan bisa disampaikan lewat kolom komentar. Terimakasih
Persentasegas oksigen berturut turut pada (I) dan (II) adalah - 23973996 aini1626 aini1626 01.09.2019 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab Persentase gas oksigen berturut turut pada (I) dan (II) adalah a.5,60 persen dan 0,56 persen b.5,69 persen dan 20,90 persen c.15,90 persen dan 0,56 persen d.20,90 persen dan 5,60 persen
A. Berilah tanda silang X pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang tepat! 1. Pada proses besi berkarat, maka …. A. massa besi = massa karat besi B. massa besi > massa karat besi C. massa besi < massa karat besi D. massa besi tetap E. massa besi berubah 2. Perbandingan massa atom-atom dalam senyawa adalah tetap. Pernyataan ini dikemukakan oleh …. A. Lavoisier B. Dalton C. Proust D. Gay-Lussac E. Avogadro 3. Pada percobaan 2 Cs + O2g →2 COg diperoleh data Massa atom C gram Massa atom O gram 6 8 10,5 14 15 20 Perbandingan massa unsur C dan O dalam senyawa CO adalah …. A. 2 3 B. 4 3 C. 3 4 D. 3 2 E. 2 4 4. Jika perbandingan massa hidrogen dan oksigen dalam air adalah 1 8, maka untuk menghasilkan 45 gram air dibutuhkan …. A. 5 gram hidrogen dan 40 gram oksigen B. 40 gram hidrogen dan 5 gram oksigen C. 5 gram hidrogen dan 8 gram oksigen D. 5 gram hidrogen dan 9 gram oksigen E. 45 gram hidrogen dan 5 gram oksigen 5. Dua buah unsur A dan B dapat membentuk dua macam senyawa. Senyawa I mengandung A 25% dan senyawa B mengandung A 50%. Untuk A yang sama perbandingan B pada senyawa I dan II adalah …. A. 1 2 B. 1 3 C. 2 1 D. 3 1 E. 2 3 6. Suatu cuplikan mengandung besi dan belerang diambil dari dua tempat penambangan yang berbeda. Cuplikan I sebanyak 5,5 gram mengandung 3,5 gram besi dan 2 gram belerang. Cuplikan II sebanyak 11 gram mengandung 7 gram besi dan 4 gram belerang. Maka perbandingan besi dan belerang pada cuplikan I dan II adalah …. A. 1 2 B. 2 1 D. 7 4 D. 4 7 E. 2 7 7. Jika 60 mL gas nitrogen direaksikan dengan gas oksigen menghasilkan 60 mL gas dinitrogen trioksida, maka gas oksigen yang diperlukan sebanyak …. A. 30 mL B. 120 mL C. 90 mL D. 150 mL E. 210 mL 8. Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi akan merupakan perbandingan bilangan yang bulat dan sederhana. Hal ini dikemukakan oleh …. A. Dalton B. Lavoisier C. Avogadro D. Gay-Lussac E. Proust 9. Gas metana 11,2 liter dibakar sempurna menurut reaksi CH4g + O2g → CO2g + H2Og Volume gas CO2 yang terbentuk jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama adalah …. A. 11,2 liter B. 22,4 liter C. 33,6 liter D. 1 liter E. 12,2 liter 10. Dua liter gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen menghasilkan gas amonia sesuai reaksi N2g + H2g →NH3g Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka volume gas amonia yang dihasilkan …. A. 1 liter B. 2 liter C. 3 liter D. 4 liter E. 6 liter 11. Bila larutan timbalIInitrat dan kalium yodium dalam tabung Y yang tertutup massanya 50 gram, maka setelah reaksi berlangsung massanya menjadi …. A. lebih dari 50 gram B. sama dengan 50 gram C. kurang dari 50 gram D. tidak sama dengan 50 gram E. tidak dapat ditentukan 12. Bila 6 gram magnesium dibakar di udara terbuka diperoleh 10 gram magnesium oksida, maka oksigen yang diperlukan adalah … gram. A. 16 B. 10 C. 6 D. 4 E. 3 13. Satu gram hidrogen dapat bereaksi dengan 8 gram oksigen, maka air yang terbentuk adalah …. A. 1 gram B. 2 gram C. 8 gram D. 9 gram E. 10 gram 14. Pada pembakaran gas CH4 menurut reaksi CH4g + 2 O2g → CO2g + 2 H2Og. Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berturut-turut adalah …. A. 1 2 1 1 B. 2 1 2 1 C. 1 2 1 2 D. 1 1 2 2 E. 1 2 2 1 15. Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap, pernyataan tersebut dikemukakan oleh …. A. Dalton B. Gay-Lussac C. Avogadro D. Proust E. Doberainer 16. Bila dari percobaan diperoleh grafik hubungan massa karbon dan massa oksigen dalam membentuk karbon dioksida adalah sebagai berikut. Maka perbandingan massa karbon dengan massa oksigen adalah …. A. 1 8 B. 8 1 C. 1 2 D. 3 8 E. 8 3 17. Dalam senyawa belerang trioksida perbandingan massa belerang dengan oksigen adalah 2 3. Bila 36 gram belerang direaksikan dengan 48 gram oksigen, maka pernyataan yang benar adalah …. A. kedua pereaksi habis bereaksi B. pada akhir reaksi tersisa oksigen C. belerang trioksida yang terbentuk maksimum 80 gram D. pada akhir reaksi tersisa belerang 5 gram E. pada reaksi tersebut tidak berlaku Hukum Kekekalan Massa 18. Gas oksigen H2 dapat bereaksi dengan gas oksigen O2 menghasilkan uap air H2O, menurut reaksi 2 H2g + O2g → 2 H2Og. Pada tekanan dan suhu yang sama, sejumlah gas hidrogen tepat habis bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan 40 liter uap air, maka …. A. gas H2 yang bereaksi adalah 20 liter B. gas H2 yang bereaksi adalah 40 liter C. gas H2 yang bereaksi adalah 60 liter D. gas O2 yang bereaksi adalah 60 liter E. gas O2 yang bereaksi adalah 80 liter 19. Bila dua macam unsur dapat membentuk beberapa senyawa, maka massa unsur-unsur pertama yang bersenyawa dengan massa yang sama dari unsur kedua adalah berbanding sebagai bilangan mudah dan bulat. Pernyataan ini dikemukakan oleh …. A. Proust B. Lavoisier C. Dalton D. Gay-Lussac E. Avogadro 20. Bila gas SO2 direaksikan dengan oksigen terjadi reaksi SO2g + O2g → SO3g. Jika volume gas belerang dioksida yang bereaksi 4 liter, maka …. A. dibutuhkan 1 liter gas oksigen B. dibutuhkan 4 liter gas oksigen C. dibutuhkan 6 liter gas oksigen D. dihasilkan 4 liter gas belerang trioksida E. dihasilkan 2 liter gas belerang trioksida 21. Jika 1 liter gas A2 bereaksi dengan 2 liter gas B2, dihasilkan 2 liter gas, maka rumus kimia gas hasil adalah …. A. AB2 B. AB C. A2B D. A2B3 E. A3B2 22. Berikut ini pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum Avogadro adalah …. A. pada tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah ion yang sama B. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah unsur yang sama C. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang tidak sama D. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama E. pada suhu dan tekanan yang tidak sama, semua gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama 23. Hukum Proust disebut juga …. A. Hukum Perbandingan Volume B. Hukum Perbandingan Berganda C. Hukum Kekekalan Massa D. Hukum Perbandingan Tetap E. Hukum Kekekalan Energi 24. Pada suhu dan tekanan tertentu terjadi reaksi dengan persamaan reaksi 2 H2Sg + 3 O2g →2 H2Og + 2 SO2g. Perbandingan jumlah H2S O2 H2O SO2 = 2 3 2 2 merupakan perbandingan …. A. massa dan volume B. massa dan molekul C. atom dan molekul D. atom dan volume E. volume dan molekul 25. Perbandingan massa kalsium dan massa oksigen membentuk kalsium oksida adalah 5 2. Jika 20 gram kalsium direaksikan dengan 10 gram oksigen, maka massa kalsium oksida yang terbentuk adalah …. A. 10 gram B. 20 gram C. 28 gram D. 30 gram E. 36 gram B. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan tepat! 1. a. Mengapa Hukum Kekekalan Massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa pembakaran kayu? b. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih. Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan massa magnesium? 2. Sepuluh gram tembaga dengan empat gram belerang membentuk tembagaIIsulfida. Perbandingan massa tembaga dan belerang dalam senyawa itu adalah 2 1. Berapa gram tembagaIIsulfida yang terbentuk? 3. Diketahui grafik hubungan massa Fe dan S sebagai berikut! Berdasarkan grafik tersebut, hitunglah a. massa Fe yang dibutuhkan apabila massa S belerang yang direaksikan 2 gram; b. massa FeS yang terbentuk bila 7 gram Fe direaksikan dengan 7 gram S! 4. Gas propana C8H8 terbakar menurut persamaan C3H8g + 5 O2g →3 CO2g + 4 H2Og. Bila 10 liter gas propana dibakar dengan 60 liter gas O2, tentukan volume gas sesudah reaksi! 5. Untuk membakar 11,2 liter gas hidrokarbon tepat diperlukan 20 liter gas oksigen dan dihasilkan 22,4 liter gas CO2. Apabila semua gas diukur pada suhu dan tekanan sama, bagaimana rumus molekul gas hidrokarbon tersebut? Kunci Jawaban pembahasan Soal dan Jawaban Hukum Dasar Kimia A. 2. c; 4. a; 6. a; 8. d; 10. d; 12. b; 14. c; 16. d; 18. b; 20. d; 22. a; 24. e B. 1. a. Karena massa abu < massa kayu, tapi sebenarnya hukum Lavoisier ber-laku. m kayu + m oksigen = m abu + m CO2+ m H2O b. m abu < m Mg, tetapi hukum Lavoisier berlaku pada pembakaran Mg. m Mg + m O2 = m MgO 3. a. Fe S = 7 4 Fe = 7/4 x2 g = 3,5g b. massa FeS = 11 gram 5. CxHy + x + y/4O2 → xCO2 + y/z H2O 11,2 20 22,4 Perb vol CxHy CO2 = 11,2 22,4 = ½ Perb koef CxHy CO2 = 12 CxHy + aO2 → 2CO2 + bH2O Atom C → x = 2 O → x + y/4 = 20 2 + y/4 = 20 y / 4 = 18 y = 72
6sct.
  • caklpdq6ym.pages.dev/504
  • caklpdq6ym.pages.dev/327
  • caklpdq6ym.pages.dev/404
  • caklpdq6ym.pages.dev/212
  • caklpdq6ym.pages.dev/5
  • caklpdq6ym.pages.dev/491
  • caklpdq6ym.pages.dev/521
  • caklpdq6ym.pages.dev/276
  • persentase gas oksigen berturut turut pada i dan ii adalah